TUGAS MATA KULIAH
LOKASI DAN POLA RUANG (TKP149P)
(REVIEW LITERATUR)
Dosen
Pengampu: Dra. Bitta Pigawati, M.T
TEORI LOKASI INDUSTRI WEBER DAN LOSCH
(Pertemuan
4)
Disusun
oleh:
NUR
FITRI KHOIRUNNISA
21040111060042
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Teori Lokasi merupakan
sebuah ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi. Pengertian lain dari
teori lokasi yaitu ilmu yang mempelajari tentang lokasi secara geografis serta
pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain. Untuk
menentapkan lokasi suatu industri (skala besar secara komprehensif diperlukan
gabungan dari berbagai pengetahuan dan disiplin.
Beberapa
faktor yang ikut dipertimbangkan dalam menentukan lokasi, antara lain
ketersediaan bahan baku, upah buruh, jaminan keamanan, fasilitas penunjang,
daya serap pasar lokal dan aksesbilitas dari tempat produksi ke wilayah
pemasaran yang dituju (aksesbilitas pemasaran ke luar negeri). Stabilitas politik
suatu negara dan kebijakan daerah (peraturan daerah). Berikut ini dibahas
mengenai pendapat dua ilmuwan.
1.
Teori
Lokasi Industri Alfred Weber (1907-1933)
Weber
menyatakan bahwa lokasi industri seharusnya ditempatkan di tempat-tempat yang
resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location) yaitu tempat dimana total biaya transportasi
dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan tingkat keuntungan
yang maksimum. Prinsip ini didasarkan pada asumsi prakondisi yaitu sebagai
berikut:
-
Wilayah bersifat
homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya (menyangkut jumlah dan
kualitas SDM).
-
Ketersediaan sumberdaya
bahan mentah
-
Upah tenaga kerja
-
Biaya pengangkutan
bahan mentah ke lokasi pabrik
-
Persaingan antar
kegiatan industri
-
Manusia berpikir secara
rasional
Oleh karena itu, Weber
membuat model asumsi yang dikenal dengan istilah segitiga lokasional (locational triangle) yang didasarkan
pada asumsi:
-
Daerah yang menjadi
objek penelitian adalah daerah yang terisolasi sedangkan konsumennya terpusat
pada pusat-pusat tertentu. Unit perusahaan dapat memasuki pasar yang tidak
terbatas dan persaingan sempurna.
-
Semua sumberdaya alam
tersedia secara tidak terbatas.
-
Barang-barang lainnya
seperti minyak bumi dan mineral tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat.
- Tenaga
kerja tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang mobilitasnya
tinggi.
M adalah Market (pasar), R1 dan R2
adalah Raw Materials (bahan mentah), P1 adalah Place (lokasi dengan biaya
rendah). R1 dan R2 adalah lokasi bahan mentah yang setelah diolah di pabrik
dibutuhkan oleh M atau pasar. Lokasi yang sangat ideal bagi perusahaan adalah
P1 yaitu pusat segitiga karena biaya transportasi yang harus ditempuh oleh
perusahaan di pusat P dari lokasi bahan mentah dan produk jadinya sama besar.
Jarak R1 ke M dan R2 ke M adalah sama jauhnya. Maka posisi ideal bagi pabrik
pada posisi pusat segitiga yaitu P1. Sehingga tiga faktor penentu lokais
indutri yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja dan dampak aglomerasi
(pemusatan industri di lokasi tertentu) dan deaglomerasi.
2.
Teori
Lokasi Industri August Losch (1954)
Losch
mengungkapkan teorinya berdasarkan kemampuan sebuah produksi untuk menjaring
konsumen sebanyak-banyaknya. Semakin jauh dari pasar maka konsumen menjadi
enggan membeli karena biaya transportasi. Sehingga produsen harus memilih
lokasi industri yang mempunyai tempat yang cukup dekat dengan konsumen agar
dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Losch menyarankan agar lokasi
industri terletak di pasar atau mendekati pasar. Tujuan dari hal ini yaitu
untuk menemukan pola lokasi industri sehingga dapat ditemukan keseimbangan
spasial antar lokasi. Oleh karena itu, Losch merupakan pendahulu dalam mengatur
kegiatan ekonomi secara spasial dan merupakan pelopor dalam teori ekonomi
regional modern. Losch berasumsi bahwa suatu daerah yang homogen jika diubah
oleh pusat (industri) maka volume penjualan akan membentuk kerucut. Artinya,
semakin jauh dari pusat industri maka volume penjualan barang akan semakin
berkurang, karena harga semakin tinggi akibat naiknya ongkos transportasi yang
dibutuhkan. Untuk mecapai keseimbangan,
maka ekonomi ruang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Setiap
lokasi industri menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun pembeli.
2. Terdapat
cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehingga seluruh
permintaan yang ada dapat dilayani.
3. Terdapat
free entry dan tidak ada petani yang
memperoleh super normal agar tidak ada petani luar yang masuk ke daerah
tersebut.
4. Daerah
penawaran memungkinkan petani untuk mecapai keuntungan dengan besar maksimum.
5. Konsumen
bersifat indifferent terhadap penjual
manapun dan pertimbangan satu-satunya yaitu membeli dengan harga yang rendah.
Wilayah
pasar bisa berubah jika terjadi inflasi harga. Karena produsen yang tidak dapat
memenuhi permintaan dikarenakan jarak yang terlalu jauh yang membuat biaya naik
sehingga harga jual juga naik. Dan mengakibatkan berkurangnya pembeli di pasar
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Ardhian,
aulia. 2010. “ Teori Lokasi August Losch”, dalam http://auliaardhian.pdf.
Diunduh pada 19 September 2012
-. 2012. “ Teori Lokasi
Industri Weber”, dalam http://pinterdw.blogspot.com.
Diunduh pada 19 Spetember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar