TUGAS
MATA KULIAH
LOKASI DAN POLA RUANG (TKP149P)
(REVIEW
LITERATUR)
Dosen Pengampu:
Dra. Bitta Pigawati, M.T
Sri Rahayu, S.Si, M. Si
Pangi, ST, M.T
APLIKASI SIG UNTUK ANALISIS
INTERAKSI KERUANGAN
(Pertemuan
12)
Disusun
oleh:
NUR
FITRI KHOIRUNNISA
21040111060042
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Analisis
keruangan adalah analisis lokasi yang menitik beratkan pada tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement).
Tujuan dari analisis keruangan adalah untuk mengukur kondisi yang ada dan
kesesuaiannya dengan struktur keruangan dan menganalisa interaksi anatar unit
keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesbilitas
antara pusat dan perhentian suatu wilayah dan hambatan interaksi. Hal ini
didasarkan karena adanya tempat-tempat yang menjadi pusat kegiatan bagi
tempat-tempat lain, serta adanya hierarki antara tempat-tempat tersebut.
Menganalisis
keruangan suatu wilayah dalam perencanaan wilayah dan kota dapat dibantu dengan
menggunakan aplikasi SIG (sistem informasi geografis). SIG
merupakan sistem berbasis komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola,
memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan) berupa informasi
yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti bahwa informasi tersebut dapat
diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem koordinat rujukan/bidang hitung
yang baku, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data
posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut). Teknologi
SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa
digunakan dalam pengambilan data berdasarkan kebutuhan, analisis statistic
dengan menggunakan visualisasi serta berbagai keuntungan melalui analisis
geografis gambar-gambar peta. SIG mengarah pada geografi atau spasial. Objek
ini mnegarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek biasa berupa
fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Kenampakan tersebut ditampilkan pada suatu
peta untuk memberikan gambaran yang representative dari spasial suatu objek
sesuai dengan kenyataannya di muka bumi. Simbol, warna dan garis digunakan
untuk mewakili setiap spasial berbeda pada peta dua dimensi.
Sistem
informasi geografis dibagi menjadi dua kelompok, yaitu system manual (analog)
dan system otomatis (berbasis digital). Perbedaan mendasar terletak pada cara
pengelolaannya. Sistem informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data
speerti peta, lembar transparasi untuk overlay, foto udara laporan statistic dan
survey lapangan. Semua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual
dengan alat tanpa computer. Sedangkan SIG digital telah menggunakan computer
sebagai system pengolah data digital melalui proses digitasi. Sumber data
digital berupa citra satelit atau foto udara digitas serta foto udara yang
terdigitasi. Data lain untuk analisis digital dapat berupa peta dasar yang
terdigitasi.
Analisis
keruangan dalam SIG berupa union, merge, intersect, clip, dissolve, dan
lai-lain. Dalam pengembangannya di Indonesia, kemampuan SIG yang membedakan
dengan system informasi lainnya kurang bnayak terimplementasikan. Salah satu
penyebabnya antara lain kurang tersedianya data yang siap diolah (peta) dan
kurangnya sharing data. Sehingga hal
ini yang menyebabkan pengembangan SIG lebih banyak ke entry data yang kurang
lebih akan memakan dana/tenaga sebanyak 60%-70%. SIG dibutuhkan untuk data
spasial yang penanganannya sangat sulit terutama karena peta dan data statistik
cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi
yang diberikan menjadi tidak akurat. Berikut ini merupakan dua keistimewaan
analisa melalui SIG:
-
Analisa Proximity
Analisa Proximity merupakan suatu analisis
geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity ini SIG
menggunakan proses yang disebut buffering
(membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk
menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
-
Analisa Overlay
Analisa
overlay merupakan integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda. Analisa overlay membutuhkan lebih dari satu
layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bias dianalisa secara visual.
Karakter dari system informasi
geografi yaitu:
-
Suatu sistem
hasil pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk tujuan pemetaan,
sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.
-
Dapat dikaitkan
dengan letak geografis dan terdiri dari data tekstual maupun grafik.
-
Mampu
mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan, memanipulasi,
memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.
-
Mampu menyimpan
data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Siti Azzahra. 2010.
“Review Literatur untuk Analisis Interaksi Keruangan”, dalam http://ifatrah.blogspot.com. Diunduh pada 06 Desember 2012