Jumat, 07 Desember 2012

Aplikasi SIG untuk Analisis Interaksi Keruangan


TUGAS MATA KULIAH
 LOKASI DAN POLA RUANG (TKP149P)
(REVIEW LITERATUR)
Dosen Pengampu:
Dra. Bitta Pigawati, M.T
Sri Rahayu, S.Si, M. Si
Pangi, ST, M.T

APLIKASI SIG UNTUK ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN
(Pertemuan 12)


Disusun oleh:
NUR FITRI KHOIRUNNISA
21040111060042


PROGRAM STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012




Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitik beratkan pada tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuan dari analisis keruangan adalah untuk mengukur kondisi yang ada dan kesesuaiannya dengan struktur keruangan dan menganalisa interaksi anatar unit keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesbilitas antara pusat dan perhentian suatu wilayah dan hambatan interaksi. Hal ini didasarkan karena adanya tempat-tempat yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat-tempat lain, serta adanya hierarki antara tempat-tempat tersebut.
Menganalisis keruangan suatu wilayah dalam perencanaan wilayah dan kota dapat dibantu dengan menggunakan aplikasi SIG (sistem informasi geografis). SIG merupakan sistem berbasis komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan) berupa informasi yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti bahwa informasi tersebut dapat diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem koordinat rujukan/bidang hitung yang baku, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut). Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan dalam pengambilan data berdasarkan kebutuhan, analisis statistic dengan menggunakan visualisasi serta berbagai keuntungan melalui analisis geografis gambar-gambar peta. SIG mengarah pada geografi atau spasial. Objek ini mnegarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek biasa berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Kenampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representative dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di muka bumi. Simbol, warna dan garis digunakan untuk mewakili setiap spasial berbeda pada peta dua dimensi.
Sistem informasi geografis dibagi menjadi dua kelompok, yaitu system manual (analog) dan system otomatis (berbasis digital). Perbedaan mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data speerti peta, lembar transparasi untuk overlay, foto udara laporan statistic dan survey lapangan. Semua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa computer. Sedangkan SIG digital telah menggunakan computer sebagai system pengolah data digital melalui proses digitasi. Sumber data digital berupa citra satelit atau foto udara digitas serta foto udara yang terdigitasi. Data lain untuk analisis digital dapat berupa peta dasar yang terdigitasi.
Analisis keruangan dalam SIG berupa union, merge, intersect, clip, dissolve, dan lai-lain. Dalam pengembangannya di Indonesia, kemampuan SIG yang membedakan dengan system informasi lainnya kurang bnayak terimplementasikan. Salah satu penyebabnya antara lain kurang tersedianya data yang siap diolah (peta) dan kurangnya sharing data. Sehingga hal ini yang menyebabkan pengembangan SIG lebih banyak ke entry data yang kurang lebih akan memakan dana/tenaga sebanyak 60%-70%. SIG dibutuhkan untuk data spasial yang penanganannya sangat sulit terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi yang diberikan menjadi tidak akurat. Berikut ini merupakan dua keistimewaan analisa melalui SIG:
-          Analisa Proximity
Analisa Proximity merupakan suatu analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity ini SIG menggunakan proses yang disebut buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
-          Analisa Overlay
Analisa overlay merupakan integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda.  Analisa overlay membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bias dianalisa secara visual.
            Karakter dari system informasi geografi yaitu:
-          Suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.
-          Dapat dikaitkan dengan letak geografis dan terdiri dari data tekstual maupun grafik.
-          Mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.
-          Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu masalah.


DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Siti Azzahra. 2010. “Review Literatur untuk Analisis Interaksi Keruangan”, dalam http://ifatrah.blogspot.com. Diunduh pada 06 Desember 2012
Said, Fairuz. 2009. “Konsep Sistem Informasi”, dalam http://fairuzelsaid.wordpress.com. Diunduh pada 06 Desember 2012
Rudiono. 2010. “Beberapa Penerapan SIG dalam Kehidupan”, dalam http://rudiono.multiply.com. Diunduh pada 06 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar