TUGAS
MATA KULIAH
LOKASI
DAN POLA RUANG (TKP159P)
(REVIEW
LITERATUR)
Dosen Pengampu:
Pangi, ST. MT
Sri Rahayu, S.Si., M.Si
Dra. Bitta Pigawati, MT
ANALISIS
LOKASI KEGIATAN ECERAN
(Pertemuan 6)
Disusun oleh:
NUR FITRI KHOIRUNNISA
21040111060042
PROGRAM STUDI DIPLOMA
III
PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Jenis
industri eceran atau industri dalam skala kecil terus berkembang pesat di
negara Indonesia. Permintaan masyarakat terus berkembang dan perkembangan ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya tingkat jual beli barang dan atau jasa dengan
sistem eceran atau retail. Menurut
Risch, retail adalah penjualan
sejumlah kecil dari komoditas kepada konsumen. Retail dalam bahasa Perancis “Retailer”
yang berarti memotong menjadi kecil-kecil. Sedangkan menurut Gilbert, Retail adalah semua usaha bisnis yang
secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen
akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari
distribusi.
Yang
dimaksud dengan Retailing adalah
semua aktivitas yang mengikutsertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung
kepada pelanggan. Sedangkan pengertian dari retailer
adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebih dari setengah hasil
penjualannya dari retailing. Retail atau
eceran merupakan semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang dan atau
jasa secara langsung kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan pribadi konsumen
itu sendiri bukan untuk dijual kembali demi bisnis. Strategi yang dibutuhkan
dalam suatu organisasi yang meliputi corporate
strategy dan bussiness strategy serta
tahapan terakhir yang harus dilewati yaitu
functional strategy.
Corporate strategy merupakan
penentuan target pasar dan melihat kondisi lingkungan di sekitar target pasar
tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sedangkan yang dimaksud
dengan bussiness strategy merupakan
cara bersaing dengan bisnis lain dengan cara menentukan sifat barang dan jasa
yang ditawarkan dengan kualias dan harga yang terjangkau di pasar serta barang
dan jas ayang ditawarkan sesuai dengan selera pasar. Tahapan terakhir yaitu functional strategy merupakan cara
terbaik untuk memenuhi target dan cara untuk memperoleh keuntungan jangka
panjang dari para pesaingnya agar bisnis yang dijalankan tidak mengalami kerugian
dan kehancuran.
Retail merupakan kegiatan yang memiliki
beberapa klasifikasi. Salah satu contoh retail
yang diklasifikasikan sesuai dengan aktivitas penjualan barang. Menurut
Pintel dan Diamond (1971) retail dapat
diklasifikasikan dalam:
1.
Retail
Kecil
Bisnis
retail kecil dapat digambarkan dengan
retailer yang berpenghasilan di bawah
$500 per tahun. Dimana pemilik retail pada
umumnya bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh penjualan dan manajemen
yang ada di bisnis retail tersebut.
Kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail
kecil ini merupakan bisnis yang dimiliki oleh individu (individual proprietorship). Oleh karena itu, bisnis retail kecil tersebut berada di bawah
tanggung jawab pemilik retail tersebut
sendiri.
2. Retail
Besar
Bisnis
retail besar merupakan bisnis yang
banyak dikuasai oleh organisasi-organisasi besar. Dimana organisasi tersebut
terdiri dari beberapa individu atau beberapa organisasi yang bekerjasama untuk mewujudkan
tujuan dan cita-cita dari retail tersebut.
Organisai-organisasi besar yang bekerjasama dalam sebuah retail yaitu meliputi Department
Store-Chain Organization (organisasi berantai), supermarket, Catalog Store, Warehouse, outlet dan online
store (toko online).
Area
pemilihan lokasi perdagangan retail meliputi:
1.
Kondisi eksisting dan
keadaan wilayah pasar retail yang
ada. Menentukan pasar yang cocok bagi retail
atau seleksi pasar. Dalam skala internasional hal ini merupakan salah satu corporate strategy. Menentukan
keuntungan relatif yang ada pada lokasi tersebut terkait dengan logistik dan
kesempatan bisnis.
2. Memaksimalkan
pelayanan terhadap pasar dengan membuka outlet yang dibutuhkan. Hal ini
menyangkut hubungan jarak dengan ekonomi skala regional atau internasional
untuk menghemat biaya transportasi, cara untuk mempertahankan dan mengembangkan
bisnis untuk memenuhi target pasar.
3. Menentukan
tipe lokasi perdagangan yang memungkinkan untuk tumbuh dan tipe lokasi yang
kurang diminati. Dimana hasil dari penentuan ini dapat dijadikan sebagai
analisis untuk membangun lokasi usaha.
4. Menentukan
barang yang dipasarkan di setiap outlet baik multi produk dan dapat memenuhi
segmentasi pasar. Selain itu, barang yang akan di pasarkan juga harus sesuai
dengan selera pasaran agar dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Posisi
pasar saat ini perlu pertimbangan dari banyak segi. Pertimbangan dalam
membangun suatu retail yaitu bentuk
pasarnya itu sendiri, penempatan-penempatan outlet untuk membagi pasar pada
skala ekonomi. Penempatan outlet
ditentukan dengan asumsi bentuk pasar monopolistik atau oligopolistik serta
penentuan lokasi pasar dan cara distribusi pasarnya.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa retail merupakan
suatu kegiatan eceran yang menyediakan dan menjual barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, muncul suatu kegiatan guna
memenuhi kebutuhan pokok konsumen. Selain itu, diperlukan
pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lokasi kegiatan retail untuk melihat kebutuhan, posisi atau letak pasar , bentuk
pasar, persaingan pasar serta jangkauan pemasaran. Semua pertimbangan terseebut
berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan suatu bisnis retail.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar