11. Filter
High Pass
Filter
lolos tinggi (high pass filter) adalah filter yang digunakan untuk
menajamkan penampakan pada citra seperti jalan, patahan lingkungan air dan
tanah dengan menekan frekuensi tinggi tanpa mempengaruhi bagian dari frekuensi
rendah citra. Filter ini digunakan
untuk citra satelit Landsat. Hasil
dari interpretasi citra filter high pass ini
yaitu objek yang ada pada citra seolah-olah memiliki bayangan hitam sehingga
dapat memperjelas atau mempertajam citra.
22. Klasifikasi Digital Citra
Interpretasi
citra (deliniasi) merupakan salah satu tahapan yang digunakan untuk
menggambarkan citra satelit. Klasifikasi citra merupakan proses yang dilakukan
dengan cara mengelompokkan seluruh pixel pada suatu citra ke dalam sejumlah
kelas, sehingga tiap kelas merepresentasikan suatu entitas dengan properti yang
spesifik. Hal ini sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam klasifikasi multi
spektral bahwa setiap objek dapat dibedakan berdasarkan nilai spektralnya.
Klasifikasi citra penginderaan jauh bertujuan untuk menghasilkan peta tematik
yang tiap warna mewakili sebuah objek.
Secara umum,
metode klasifikasi dibagi menjadi dua, yaitu:
-
Klasifikasi terbimbing (supervised classification)
Klasifikasi
terbimbing melibatkan interaksi analisis secara intensif. Analisa dari
klasifikasi terbimbing menuntun
klasifikasi dengan identifikasi objek pada citra (training area). Sehingga pengambilan smpel perlu dilakukan dengan
mempertimbangkan pola spektral pada setiap panjang gelombang tertentu. Sehingga
diperoleh daerah acuan yang baik untuk mewakili suatu objek tertentu.
Proses
klasifikasi dengan pemilihan kategori informasi yang diinginkan dan memilih training area untuk setiap kategori
penutup lahan yang mewakili sebagau kunci interpretasi merupakan klasifikasi
terbimbing. Klasifikasi terbimbing menggunakan data penginderaan jauh
multispektral yang berbasis numerik. Hal ini menyebabkan pengenalan polanya
merupakan proses otomatis dengan bantuan komputer. Klasifikasi terbimbing yang
didasarkan pada pengenalan pola spektral terdiri atas tiga tahapan, yaitu
tahapan training sample, tahapan
klasifikasi dan tahapan keluaran.
-
Klasifikasi tidak terbimbing (unsuoervised classification)
Klasifikasi tidak terbimbing merupakan proses
pengelompokan piksel-piksel pada citra menjadi beberapa kelas menggunakan
analisa cluster. Klasifikasi ini tidak menggunakan algoritma untuk menganalisis
sejumlah besar piksel yang tidak dikenal dan membaginya dalam sejumlah kelas
berdasarkan pengelompokan nilai digital citra. Dengan kata lain, klasifikasi
citra tidak terbimbing merupakan metode klasifikasi citra yang memberikan
keleluasaan kepada komputer untuk mengklasifikasikan citra secara mandiri. Kelas
yang dihasilkan dari klasifikasi tidak terbimbing adalah kelas spektral. Oleh
karena itu, pengelompokan kelas didasarkan pada nilai natural spektral citra
dan identitas nilai spektral tidak dapat diketahui dengan cepat. Hal itu
disebabkan analisisnya belum menggunakan data rujukan seperti citra skala besar
untuk menentukan identitas dan nilai informasi setiap kelas spektral. (Chang,
2008)
Kelemahan dari klasifikasi citra tidak terbimbing
adalah karena analisis hanya memiliki sedikit kontrol terhadap kelas citra yang
menyebabkan kesulitan dalam perbandingan antar data. Selain itu, penciri
spektral selalu berubah sepanjang waktu, sehingga hubungan antara respon
spektral dengan kelas informasi tidak konstan. Hal itu menyebabkan diperlukan
pengetahuan sedetail mungkin mengenai spektral permukaan.
Komposit yang biasa digunakan pada klasifikasi tidak terbimbing diantaranya komposit 543, 542 dan 321. Nilai optimum index faktor pada band 543 sebesar 77.36, band 542 sebesar 68.53 dan band 321 sebesar 67.68. Semakin tinggi nilai optimum index faktor, maka kombinasi band menghasilkan tampilan mendekati warna sebenarnya, sehingga hasil citra dapat dibedakan dengan mudah.
Komposit yang biasa digunakan pada klasifikasi tidak terbimbing diantaranya komposit 543, 542 dan 321. Nilai optimum index faktor pada band 543 sebesar 77.36, band 542 sebesar 68.53 dan band 321 sebesar 67.68. Semakin tinggi nilai optimum index faktor, maka kombinasi band menghasilkan tampilan mendekati warna sebenarnya, sehingga hasil citra dapat dibedakan dengan mudah.
Klasifikasi tidak terbimbing digunakan apabila
kualitas citra sangat tinggi dengan distorsi atmosferik dan tutupan awan yang
rendah. Namun, terlepas dari kondisi
citra yang seperti itu, metode ini banyak digunakan untuk memberikan gambaran
kasar/informasi awal.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Anita S. 2012. “Laporan Klasifikasi
Terbimbing”, dalam http://anisznita.blogspot.com.
Diunduh 06 Oktober 2012
Kardieni, Raden A. 2012. “Kalsifikasi Tidak
Terbimbing” dalam http://radenajengkardieni.blogspot.com.
Diunduh 06 Oktober 2012
-. “ Prinsip Dasar Penginderaan
Jauh”, dalam PDF. Diunduh 05 September 2012
-. 2010. “ 2010 Panduan Penginderaan Jauh Tingkat
Dasar”, dalam PDF. Diunduh 06 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar