Rabu, 17 Oktober 2012

PENGINDERAAN JAUH


TUGAS MATA KULIAH
PENGOLAHAN DATA CITRA (TKP151P)
Dosen Pengampu: Dra. Bitta Pigawati, M.T

PENGINDERAAN JAUH
(Pertemuan 1)

Disusun oleh:
NUR FITRI KHOIRUNNISA
21040111060042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012




1.      Sistem Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga matahari dinamakan penginderaan jauh sistem pasif yang menggunakan pancaran cahaya dan hanya dapat beroperasi pada di siang hari saat cuaca cerah. Sedangkan penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga pancaran thermal dapat beroperasi pada siang maupun malam hari. Kelemahan dari penginderaan jauh sistem ini adalah resolusi spasialnya semakin kasar karena panjang gelombangnya semakin besar. Penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga buatan disebut penginderaan jauh sistem aktif. Penginderaan sistem aktif ini sengaja dibuat dan dipancarkan dari sensor yang kemudian dipantulkan kembali ke sensor tersebut untuk direkam. Sistem ini menggunakan gelombang mikro, tapi dapat juga menggunakan spektrum tampak dengan sumber tenaga berupa laser.
            Sumber: google.co.id
Gambar 1.1
Sistem Penginderaan Jauh
Tenaga elektromagnetik (sinar tampak) pada penginderaan jauh sistem pasif dan aktif untuk sampai ke alat sensor dipengaruhi oleh atmosfer. Atmosfer mempengaruhi tenaga elektromagnetik yaitu bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Karena hal itulah timbul istilah jendela atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang 0,4-0,7 mikrometer dan dapat mencapai bumi. Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Sebagian gelombang elektromagnetik mengalami hambatan (serapan, pantulan dan hamburan) yang disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Informasi yang didapat dari penginderaan jauh berupa data tentang objek yang diindera dan dikenali rekamannya berdasarkan karakteristiknya dalam bentuk cahaya, gelombang bunyi dan tenaga elektromagnetik. Informasi tersebut merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek yang direkam oleh sensor yang berupa alat-alat sebagai berikut:
·         Gravimeter: mengumpulkan data yang berupa variasi daya magnet.
·         Magnetometer: mengumpulkan data variasi daya magnet.
·         Sonar: mengumpulkan data tentang distribusi gelombang di air.
·         Mikrofon: mengumpulkan/menangkap gelombang bunyi di udara.
·         Kamera: mengumpulkan data variasi distribusi tenaga elektromagnetik yang berupa sinar.

2.      Jenis-Jenis Citra Satelit
Citra satelit dibagi menjadi dua, yaitu citra foto dan citra non-foto. Citra foto menggunakan spektrum elektomagnetik seperti:
·         foto ultaviolet: foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.
·         Foto ortokromatik: foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4-0,56 mikrometer)
·         Foto pankromatik: foto yang dengan menggunakan spektrum tampak mata.
·         Foto inframerah terdiri dari foto warna asli yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat sampai panjang gelombang 0,9-1,2 mikrometer.
Sedangkan citra non-foto menggunakan spektrum elektromagnetik seperti:
·         Citra inframerah thermal: citra yang dibuat dengan spektrum inframerah thermal. Penginderaan pada spektrum ini didasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.
·         Citra radar dan citra gelombang mikro: citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar dihasilkan dari sistem aktif. Sedangkan citra gelombang mikro dihasilkan dari sistem pasif.

3.      Konsep Resolusi Dalam Citra
·         Resolusi spasial: ukuran objek terkecil yang masih dapat dibedakan. Semakin kecil ukuran objek maka resolusinya semakin baik. Semakin besar ukuran objek maka semakin buruk resolusinya. Contohnya citra SPOT yang resolusi spasialnya 10-20 meter.
·         Resolusi temporal: kemampuan sensor untuk merekam ulang objek yang sama. Semakin cepat suatu sensor merekam ulang objek yang sama, semakin baik resolusi temporalnya. Contohnya satelit GMS resolusi temporalnya yaitu 2 x sehari.
·         Resolusi spektral: Resolusi yang merujuk pada kemampuan sensor dalam mendefinisikan interval panjang gelombang elektromaknetik secara halus.
·         Resolusi radiometrik: ukuran kemampuan sensor dalam merekam atau mengindera perbedaan terkecil suatu objek dengan objek yang lain (ukuran kepekaan sensor) yang berhubungan dengan kekuatan sinyal, kondisi atmosfir dan saluran spektral yang digunakan. Resolusi radiometrik merupakan range representasi/kuantisasi data, biasanya dipergunakan untuk format raster.

DAFTAR PUSTAKA
-.2012. “Menilai Keunggulan Citra”, dalam http://tnrawku.wordpress.com. Diunduh 10 september 2012
Somantri, Lili. 2009. “Penginderaan Jauh”, dalam http://file.upi.edu/. Di unduh pada 04 september 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar