TUGAS MATA KULIAH
PENGOLAHAN DATA CITRA (TKP151P)
Dosen Pengampu:
Dra. Bitta Pigawati, M.T
PENGINDERAAN JAUH
(Pertemuan 1)
Disusun oleh:
NUR FITRI
KHOIRUNNISA
21040111060042
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
1. Sistem Penginderaan Jauh
Penginderaan
jauh dengan menggunakan tenaga matahari dinamakan penginderaan jauh sistem
pasif yang menggunakan pancaran cahaya dan hanya dapat beroperasi pada di siang
hari saat cuaca cerah. Sedangkan penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga
pancaran thermal dapat beroperasi pada siang maupun malam hari. Kelemahan dari
penginderaan jauh sistem ini adalah resolusi spasialnya semakin kasar karena
panjang gelombangnya semakin besar. Penginderaan jauh dengan menggunakan sumber
tenaga buatan disebut penginderaan jauh sistem aktif. Penginderaan sistem aktif
ini sengaja dibuat dan dipancarkan dari sensor yang kemudian dipantulkan
kembali ke sensor tersebut untuk direkam. Sistem ini menggunakan gelombang
mikro, tapi dapat juga menggunakan spektrum tampak dengan sumber tenaga berupa
laser.
Sumber:
google.co.id
Gambar 1.1
Sistem Penginderaan Jauh
Tenaga
elektromagnetik (sinar tampak) pada penginderaan jauh sistem pasif dan aktif
untuk sampai ke alat sensor dipengaruhi oleh atmosfer. Atmosfer mempengaruhi
tenaga elektromagnetik yaitu bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Karena
hal itulah timbul istilah jendela atmosfer, yaitu bagian spektrum
elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang 0,4-0,7 mikrometer dan dapat
mencapai bumi. Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Sebagian
gelombang elektromagnetik mengalami hambatan (serapan, pantulan dan hamburan)
yang disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan
gas. Informasi yang didapat dari penginderaan jauh berupa data tentang objek
yang diindera dan dikenali rekamannya berdasarkan karakteristiknya dalam bentuk
cahaya, gelombang bunyi dan tenaga elektromagnetik. Informasi tersebut
merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek yang direkam oleh sensor yang
berupa alat-alat sebagai berikut:
·
Gravimeter: mengumpulkan data yang
berupa variasi daya magnet.
·
Magnetometer: mengumpulkan data variasi
daya magnet.
·
Sonar: mengumpulkan data tentang
distribusi gelombang di air.
·
Mikrofon: mengumpulkan/menangkap
gelombang bunyi di udara.
·
Kamera: mengumpulkan data variasi
distribusi tenaga elektromagnetik yang berupa sinar.
2.
Jenis-Jenis
Citra Satelit
Citra satelit dibagi menjadi dua, yaitu
citra foto dan citra non-foto. Citra foto menggunakan spektrum elektomagnetik
seperti:
·
foto ultaviolet: foto yang dibuat dengan
menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29
mikrometer.
·
Foto ortokromatik: foto yang dibuat
dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau
(0,4-0,56 mikrometer)
·
Foto pankromatik: foto yang dengan
menggunakan spektrum tampak mata.
·
Foto inframerah terdiri dari foto warna
asli yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat sampai panjang
gelombang 0,9-1,2 mikrometer.
Sedangkan citra non-foto menggunakan
spektrum elektromagnetik seperti:
·
Citra inframerah thermal: citra yang
dibuat dengan spektrum inframerah thermal. Penginderaan pada spektrum ini didasarkan
atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dengan beda rona
atau beda warnanya.
·
Citra radar dan citra gelombang mikro: citra
yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar dihasilkan dari sistem
aktif. Sedangkan citra gelombang mikro dihasilkan dari sistem pasif.
3.
Konsep
Resolusi Dalam Citra
·
Resolusi spasial: ukuran objek terkecil
yang masih dapat dibedakan. Semakin kecil ukuran objek maka resolusinya semakin
baik. Semakin besar ukuran objek maka semakin buruk resolusinya. Contohnya
citra SPOT yang resolusi spasialnya 10-20 meter.
·
Resolusi temporal: kemampuan sensor
untuk merekam ulang objek yang sama. Semakin cepat suatu sensor merekam ulang
objek yang sama, semakin baik resolusi temporalnya. Contohnya satelit GMS
resolusi temporalnya yaitu 2 x sehari.
·
Resolusi spektral: Resolusi yang merujuk
pada kemampuan sensor dalam mendefinisikan interval panjang gelombang
elektromaknetik secara halus.
·
Resolusi radiometrik: ukuran kemampuan
sensor dalam merekam atau mengindera perbedaan terkecil suatu objek dengan
objek yang lain (ukuran kepekaan sensor) yang berhubungan dengan kekuatan
sinyal, kondisi atmosfir dan saluran spektral yang digunakan. Resolusi
radiometrik merupakan range representasi/kuantisasi data, biasanya dipergunakan
untuk format raster.
DAFTAR
PUSTAKA
-.2012. “Menilai Keunggulan Citra”,
dalam http://tnrawku.wordpress.com. Diunduh 10 september 2012
Somantri, Lili. 2009. “Penginderaan Jauh”,
dalam http://file.upi.edu/. Di unduh
pada 04 september 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar